Lemak tubuh berasal dari dua sumber, yakni dari luar maupun dari dalam tubuh. Kolesterol dan trigliserida juga termasuk lemak. Di dalam tubuh, kolesterol terdapat dalam 2 macam senyawa lipoprotein, yaitu kolesterol LDL (low Density lipoprotein atau lipoprotein yang berberat jenis kecil) dan kolesterol DHL (high density lipoprotein atau lipoprotein yang berberat jenis tinggi). Kolesterol LDL terkenal dengan kolesterol jahat karena menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang merugikan atau membahayakan kesehatan tubuh, sedang kolesterol HDL terkenal dengan kolesterol baik, karena kalau terdapat bersama kolesterol LDL, akan mengeluarkan kolesterol LDL dalam tubuh.
Sumber lemak dari luar berasal dari makanan yang kita konsumsi, sedang yang dari dalam tubuh sendiri terjadi karena kegiatan organ tubuh, yakni hati yang mensintesis lemak dan kolesterol. Sebagaimana dikethaui lemak dalam tubuh harus terdapat dalam kadar yang normal, sebab kalau melebihi kadar normal tersebut dapat terjadi kelainan-kelainan pada tubuh kita, baik yang dapat dilihat maupun yang tidak, missal terjadinya kegemukan, arterosklerosis (penebalan dinding pembuluh darah), peningkatan tekanan darah, stroke dan serangan jantung. Oleh karena itu dengan berbagai macam cara kita harus mengusahakan agar kadar lemak tersebut tidak melebihi kadar normal.
Menurunkan kadar lemak tubuh.
Karena sumber lemak tubuh dapat berasal dari luar dan dapat berasal dari dalam, jadi kalau terjadi kelebihan kadar lemak tubuh, maka kita perlu mengupayakan penurunan kadar lemak tersebut dengan cara menurunkan kadar lemak, baik yang dari sumber luar maupun yang dari dalam. Untuk maksud-maksud itu kita dapat menggunakan obat-obat kimiawi maupun obat-obat alam.
Obat alam yang dapat dimanfaatkan antara lain bawang putih (Allium sativum L)., bawang merah (Allium cepa L.), seledri (Apium graveolens L.) dan jatiblanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). sedang bahan alam yang berasal dari hewan adalah dari kelompok udang atau ketam (Crustacea) yang keduanya termasuk binatang berkaki sepuluh. Dari tumbuhan dan hewan ini dihasilkan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk sarana menurunkan kadar lemak dan kolestrol darah.
Bawang putih (Allium sativum L.)
Tumbuhan bawang putih, terutama umbi lapis (Bulbus) secara farmakologik memiliki aktivitas menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah. Mekanismenya adalah dengan cara menghambat enzim hidroksimetilglutaril CoA reduktase (HMG-CoA reduktase) hati. Karena hambatan terhadap enzim ini maka sintesis kolesterol dan lemak terhambat pula, sehingga kadar lemak dan kolesterol dalam darh berkurang.
Bawang merah (Allium cepa L.)
Seperti bawang putih maka bagian berkhasiat menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah adalah umbi lapisnya, yang dengan mekanisme yang sama dengan Bawang putih umbi lapis Bawang merah tersebut dapat menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah.
Jatiblanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)
Bagian yang bermanfaat adalah daunnya. Dengan kandungan lendir, tannin dan alkaloidnya maka ketiga zat ini walaupunm memiliki mekanisme kerja yang berbeda saling menunjang dalam menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah. Jika daun jatiblanda digunakan secara oral, maka berdasarkan penelitian lendir kandungannya akan mengembang di dalam lambung. Hal ini menurut Pramono dkk, 2000 akan menyebabkan tertekannya nafsu makan. Disamping itu lendir adalah polisakarida yang susah dicerna, lendir adalah serat diet, sehingga memiliki kemampuan menyerap lemak dan kolesterol makanan. Sementara kandungan tannin menyebabkan memadatnya lapisan lendir saluran penceranaan sehingga menghambat penyerapan zat-zat makanan (termasuk lemak dan kolesterol) oleh saluran pencernaan. Kandungan alkaloid menurut Setyorahardjo 2004 memiliki efek menghambat aktivitas enzim lipasse, sehingga menghambat pemecahan lemak menjadi molekul-molekul lemak yang lebih kecil, karena itu mengakibatkan pula terjadinya pengurangan jumlah lemak yang dapat diabsorpsi.
Crustacea
Belakangan ini, kitin, suatu bahan yang berasal dari kerangka tubuh hewan sebangsa Udang dan kepiting (Crustacea) banyak digunakan sebagai sarana penangkap lemak dan kolesterol dari makanan. Kitin merupakan polisakarida, yang molekulnya mengikat gugus asam amino terasetilasi. Karbohidrat ini sukar dicerna oleh saluran pencernaan dan umumnya polisakarida yang tidak mudah dicerna merupakan serat diet. apalagi jika kitin direaksikan lebih lanjut sampai gugus asetilnya terlepas, sehingga terjadi jenis serat diet yang baru yang mengikat gugus amino saja. Serat diet yang mengikat gugus amino ini lebih efektif dari pada kitin atau serat diet biasa, karena serat ini memiliki gugus amino yang bermuatan positif, sehingga dapat menyerap lemak dan kolesterol yang umumnya bermuatan negatif lebih kuat lagi. Serat diet jenis inilah yang saat ini banyak digunakan masyarakat untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah.
Namun perlu diingat kita masih tetap perlu mengatur komposisi makanan yang kita konsumsi agat tidak terlalu banyak mengandung lemak.
Telah diuraikan secara singkat tentang lemak dan kolesterol dalam darah. Peningkatan lemak dan kolesterol hingga melebihi kadar normal dapat mengakibatkan kegemukan, aterosklerosis, peningkatan tekanan darah, stroke dan serangan jantung. Menjaga kadar lemak dan kolesterol sangat besar manfaatnya bagi kesehatan tubuh kita.
Antara Nasehat Dan Keikhlasan
-
aura insani - Berikut adalah pembahasan yang dilansir dari berbagai sumber
mengenai nasihat dan keiklasan.Nasehat merupakan amalan yang penting dalam
Isl...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar