Kamis, 19 Juni 2008

Srikaya


(Annona squamosa L.)

Sinonim :
--

Familia :
Annonaceae


Uraian :
Perdu sampai pohon, berumah satu, berkelamin banci, tinggi 2--7, m. Batang gilik, percabangan simpodial, ujung rebah, kulit batang coklat muda. Daun tunggal, berseling, helaian bentuk elips memanjang sampai bentuk lanset, ujung tumpul, sampai meruncing pendek, panjang 6--17 cm, lebar 2,5--7,5 cm, tepi rata, gundul, hijau mengkilat. Bunga tunggal, dalam berkas, 1--2 berhadapan atau di samping daun. Daun kelopak segitiga, waktu kuncup bersambung seperti katup, kecil. Mahkota daun mahkota segitiga, yang terluar berdaging tebal, panjang 2--2,5 cm, putih kekuningan, dengan pangkal yang berongga berubah ungu, daun mahkota yang terdalam sangat keeil atau mereduksi. Dasar bunga bentuk tugu (tinggi). Benang sari berjumlah banyak, putih, kepala sari bentuk topi, penghubung ruang sari melebar, dan menutup ruang sari. Putik banyak, setiap putik tersusun dari 1 daun buah, ungu tua, kepala putik duduk, rekat menjadi satu, mudah rontok. Buah majemuk agregat, berbentuk bulat membengkok di ujung, garis tengah 5--10 cm, permukaan berduri, berlilin, bagian buah dengan ujung yang melengkung, pada waktu masak sedikit atau banyak melepaskan diri satu dengan yang lain, daging buah putih keabuabuan. Biji dalam satu buah agregat banyak hitam mengkilat. Asal usul Amerika tropis. Waktu berbunga Januari -- Desember. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl, terutama pada tanah berpasir sampai tanah lempung berpasir dan dengan sistem drainase yang baik pada pH 5,5--7,4. Tumbuhan ini menyukai iklim panas, tidak terlalu dingin atau banyak hujan. Tumbuh baik pada berbagai kondisi tanah yang tergenang dan beradaptasi baik terhadap iklim lembab dan panas. Tumbuhan ini tahan kekeringan dan akan tumbuh subur bila mendapatkan pengairan yang cukup. Di Jawa ditanam sebagai tanaman buah. Perbanyakan dapat dengan biji dan pencangkokan. Ditanam dengan jarak tanam 4x3 meter. Kelebatan pertumbuhan dan hasil buah dapat dijaga dengan pengaturan pengairan, pemupukan dan pemangkasan yang baik. Tanaman mulai berbuah pada umur 1--2 tahun dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak dilakukan pemangkasan. Buah lebat dicapai setelah tanaman berumur 3--4 tahun. Pemanenan dilakukan pada saat buah berwarna kekuningan atau sekitar 110--120 hari setelah berbunga. HAMA DAN PENYAKIT Hama yang umum dijumpai adalah kutu dari jenis Planococcus spp., Amblypelta spp. dan Parasa issetia spp. serta Ialat buah Dacus spp. Jenis penyakit yang penting adalah busuk akar yang disebabkan oleh bakteri (Pseudomonas solanacearum). Penyakit pada buah adalah kanker hitam (Phomopsis spp), pembusukan (Botryodiplodia spp. dan bercak ungu Phytophthora spp). Namun demikian dapat diatasi dengan penyemprotan yang teratur menggunakan manozeb atau copper oksikhlorid.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: delima bintang, serba bintang, sarikaya, seraikaya. 7awa: sarikaya, srikaya, serkaya, surikaya, srikawis, sarkaja, serakaja, sirikaja. Kalimantan: sarikaya. Nusa Tenggara: sirkaya, srikaya, garoso, ata. Sulawesi: atis soe walanda, sirikaya, sirikaja, perse, atis, delima srikaya, srikaya. Maluku: atisi, hirikaya, atis. NAMA ASING Pan li zhi (C), custard apple, sugar apple, sweetsop (I), noinaa (T), kaneelappel, attier, pomme canalle, zuckerapfel. NAMA SIMPLISIA Squamosae Semen (biji srikaya), Squamosae Folium (daun srikaya).


Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat antiradang, antidepresi. Daun rasanya pahit, kelat, sifatnya sedikit dingin. Berkhasiat astringen, antiradang, peluruh cacing usus (anthelmintik), serta mempercepat pemasakan bisul dan abses. Biji berkhasiat memacu enzim pencernaan, abortivum, anthelmintik, dan pembunuh serangga (insektisida). Kulit kayu berkhasiat astringen dan tonikum. Buah muda dan biji juga berkhasiat antiparasit. EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Infusa biji buah srikaya berefek larvasida terhadap Aedes aegypti; sedangkan ekstrak biji berefek larvasida terhadap Culex quinquevasciatus, tetapi tidak berpengaruh pada kemampuan bertelur dan daya tetas nyamuk. Ekstrak biji A.squamosa yang larut dalam air pada konsentrasi 1,0%--2,0% dan juga minyak yang diperoleh dari hasil pengepresan langsung biji menyebabkan kematian serangga uji. Isolasi senyawa asetogenin dari ekstrak yang larut dalam metanol biji Annona muricata dan Annona cherimola (Annonaceae) mempunyai aktivitas penting pada infeksi larva Molinema dessetae. Ekstrak daun Annona squamosa mampu membunuh Ascaridia galli, sebaliknya infusa daun Annona squamosa tidak mempunyai kemampuan membunuh Ascaridia galli. Air perasan daun sirsak (Annona muricata) 1:1 dan daun srikaya (Annona squamosa) 1:2 berefek sebagai antifertilitas dan embriotoksik terhadap janin apabila diberikan pada masa mulai kebuntingan sampai selesainya masa organogenesis, tetapi tidak menimbulkan cacat bentuk luar janin (cacat makroskopis). Kekuatan air perasan daun srikaya ternyata bersifat relatif lebih embriotoksik bila dibandingkan dengan air perasan daun sirsak. Daun Annona squamosa mempunyai efek antifertilitas dan embriotoksik pada tikus betina; serta berpengaruh pada daya reproduksi Sitophillus ori zae. Senyawa insektisida yang terdapat dalam biji Annona squamosa mempunyai daya bunuh ektoparasit. Tetrahidroisokinolin mempunyai aktivitas kardiotonik. Higenamin (p--hidroksibenzil6,7--dihidroksi-- 1,2,3,4--tetrahidroisokinolin) berinteraksi dengan adrenoreseptor, menghasilkan aktivitas inotropik positif pada otot jantung. Senyawa poliketida dan bistetrahidrofuran mempunyai efek antitumor . TOKSISITAS Dapat mengiritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjungtivitis dan inflamasi.

Pemanfaatan :

Komposisi :
Tumbuhan ini pada umumnya mengandung alkaloid tipe asporfin (anonain) dan bisbenziltetrahidroisokinolin (retikulin). Pada organ--organ tumbuhan ditemukan senyawa sianogen. Daun, kulit dan akar mengandung WN. Pulpa buah yang telah masak ditemukan sitrulin, asam aminobutirat, ornitin, arginin. (Pada Annona muricata : prolin, asam aminobutirat). Pada jenis Annona yang lain yaitu pada Annona glabra, Annona muricata ditemukan golongan senyawa polifenol (kuersetin, asam kafeat, leukoantosianidin, asam kumarat). Biji mengandung senyawa poliketida dan suatu senyawa turunan bistetrahidrofuran; asetogenin (skuamostatin C, D, anonain, anonasin A, anonin 1, IV, VI, VIII, IX, XVI, skuarnostatin A, bulatasin, bulatasinon, skuamon, ncoanonin B, neo desasetilurarisin, neo retikulasin A, skuamosten A, asmisin, skuamosin, sanonasin, anonastatin, neoanonin) Penernuan hasil penelitian lain yaitu skuamosisnin A, skuamosin B, C, D, E, F, G, H,1, J, K, L, M, N; skuamostatin B, asam lemak, asam amino dan protein. Komposisi asam lemak penyusun minyak lemak biji Srikaya terdiri dari metil palmitat, metil stearat, metil linoleat. Daun mengandung alkaloid tetrahidro isokinolin, p-hidroksibenzil-6,7-dihidroksi- 1,2,3,4-tetrahidroisokinolin (demetilkoklaurin = higenamin). Bunga mengandung asarn kaur-1 6-ene- 1 9-oat diinformasikan sebagai kornponen aktif bunga srikaya.

Tebu


(Sacharum officinarum, Linn.)

Sinonim :

Familia :
Peaceae


Uraian :
Gula putih adalah salah satu hasil dari pengolahan batang tumbuhan tebu (Sacharum officinarum). Tebu termasuk keluarga Graminae atau rumput-rumputan dan berkembang biak di daerah beriklim udara sedang sampai panas. Tebu cocok pada daerah TEBU (Sacharum offlcinarum, Linn.) yang mempunyai ketinggian tanah 1 sampai 1300 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia terdapat beberapa jenis tebu, di antaranya tebu (Cirebon) hitam, tebu kasur, POJ 100, POJ 2364, EK 28, POJ 2878. Setiap jenis tebu memiliki ukuran batang serta warna yang berlainan. Tebu termasuk tumbuhan berbiji tunggal. Tinggi turnbuhan tebu berkisar 2-4 meter. Batang pohon tebu terdiri dari banyak ruas yang setiap ruasnya dibatasi oleh buku-buku sebagai tempat duduknya daun. Bentuk daun tebu berwujud belaian dengan pelepah. Panjang daun dapat mencapai panjang 1-2 meter dan lebar 4-8 centimeter dengan permukaan kasar dan berbulu. Bunga tebu berupa bunga majemuk yang berbentuk m,-t 1 ai di puneak sebuah poros gelagah. Sedang akarnya berbentuk serabut.


Nama Lokal :
Sugar cane (Inggris), Tebu (Indonesia), Tebu,Rosan (Jawa); Tiwu (Sunda), Tebhu (Madura), Tebu, Isepan (Bali),; Teubee (Aceh), Tewu (Nias, Flores), Atihu (Ambon); Tebu (Lampung), Tepu (Timor);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Meredakan Jantung berdebar, Sakit panas, Batuk;

Pemanfaatan :

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Batang tebu (Sacharum officinarum) mengandung air gula yang berkadar sampai 20%.

Tembelekan


(Lantana camara Linn.)

Sinonim :
= Lantana aculeata = L. antillana Rafin = L. mutabilis Salisb. = L. polyacanthus SCH. = L.scabrida Soland = L.viburnoides, Blanco.

Familia :
Verbenaceae


Uraian :
Perdu tegak atau setengah merambat, bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada varietas yang tidak berduri tinggi + 2 m. Terdapat sampai 1.700 m di atas permukaan laut, di tempat panas, banyak dipakai sebagai tanaman pagar, bau khas. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar dengan perabaan permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih, merah muda, jingga kuning, dsb. Buah seperti buah buni berwarna hitam mengkilat bila sudah matang.


Nama Lokal :
Kembang satek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok,; cente (Sunda) kembang telek, obio, puyengan, tembelek,; tembelekan, teterapan (jawa), kamanco, mainco,; tamanjho (Madura), Bunga pagar, kayu singapur, lai ayam; (Sumatera); Wu se mei (China).;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Influenza, TBC, reumatik, keputihan, Batuk darah, Sakit kulit; Bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, Asma, Memar;

Pemanfaatan :

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Akar: Rasa manis, sejuk. Penurun panas, penawar racun (antitoxic), penghilang sakit. Daun: rasa pahit, sejuk, berbau, agak beracun (toxic). Menghilangkan gatal (anti pruritus), antitoxic, menghilangkan pembengkakan. (anti-swelling). Bunga: Rasa manis, sejuk, penghenti perdarahan (hemostatik). KANDUNGAN KIMIA: Daun: Lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), lantanolic acid, lantic acid, humulene (mengandung minyak menguap 0,16 - 0,2%), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, p-cymene.

Temulawak

(Curcuma xanthorrhiza, Roxb.)

Sinonim :

Familia :
Zingiberanceae


Uraian :
Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut.


Nama Lokal :
Temulawak, Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat;

Pemanfaatan :

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).

Teratai

Teratai

(Nelumbium nelumbo Druce)

Sinonim :
= Nelumbiurn nuciferum, Gaertn. = N. speciosum, Wilid. = Nelumbo nucifera, Gaertn. = Nyrnphaea nelumbo, Linn.

Familia :
Nymphaeaceae


Uraian :
Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai.


Nama Lokal :
Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi;

Pemanfaatan :

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan menguatkan limpa. Tunas biji teratai: Menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan perdarahan, menahan ejakulasi dini. Kulit biji teratai: Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus. Benangsari (kumis bunga teratai): Menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan. Penyangga bunga: Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai bunga): Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun: Membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan yang jernih, menghentikan perdarahan. Dasar daun: Menurunkan panas dan menghilangkan lembab, menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang: Dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas, mendinginkan darah yang panas dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Akar: Menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan perdarahan, menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Bunga: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, kaempferol. Benangsari: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga (reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratai: Liensinine, isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic dan asparagine. Daun: Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun: Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti hipertensi.

TOMAT


(Gycopersicum esculentum Mill.)

Sinonim :
Solanum lycopersicum L.

Familia :
Solanaceae


Uraian :
Tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1--1600 m dpl. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada tanaman lain, tinggi 0,5--2,5 m, bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, menebal pada buku-bukunya, berambut kasar warnanya hijau keputihan. Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bundartelursampai memanjang, ujung runcing, pangkal membulat, helaian daun yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi, panjang 10--40 cm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa tandan, bertangkai, mahkota berbentuk bintang, warnanya kuning. Buahnya buah buni, berdaging, kulitnya tipis licin mengilap, beragam dalam bentuk maupun ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih, warnanya kuning kecokelatan. Buah tomat bisa dimakan langsung, dibuat jus, saus tomat, dimasak, dibuat sambal goreng, atau dibuat acar tomat. Pucuk atau daun muda bisa disayur. Buah tomat yang umum ada di pasaran bentuknya bulat. Yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut sebagai tomat buah. Tomat jenis ini biasa disantap segar sebagai buah. Yang berukuran lebih kecil dikenal sebagai tomat sayur karena digunakan di dalam masakan. Yang kecil-kecil sebesar kelereng disebut tomat ceri dan digunakan untuk campuran membuat sambal atau dalam hidangan selada.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: terong kaluwat, reteng, cung asam. Jawa: kemir, leunca komir (Sunda), ranti bali, r. gendel, r. kenong, rante, r. raja, terong sabrang, tomat (Jawa). Sulawesi: kamantes, samate, samatet, samante, temantes, komantes, antes, tamato, tamati, tomate. NAMA asing Fan gie, xi hong shi (C), tomaat (B), tomate (J), pomme d'amour, tomate (P), love apple, tomato (I). NAMA SIMPLISIA Lycopersici esculenti Fructus (buah tomat).


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Buah tomat rasanya manis, asam, sifatnya sedikit dingin. Berkhasiat menghilangkan haus, antiseptik usus, pencahar ringan (laksatif), menambah nafsu makan dengan cara memperbanyak keluarnya air liur, merangsang keluarnya enzim lambung, dan melancarkan aliran empedu ke usus. Daun berkhasiat penyejuk. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Pada tikus, jus tomat dapat menurunkan kadar serum kolesterol yang tinggi dan menurunkan jumlah kolesterol di dalam hati. Pada kucing, sirup tomat dapat menurunkan tekanan darah tanpa mengganggu denyut jantung dan menstimulir otot polos. Pada binatang percobaan, tomatine berkhasiat antiradang dan menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Tomatine efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur pada tubuh manusia. Penelitian di Amerika, laki-laki yang mengonsumsi sedikitnya sepuluh porsi buah tomat yang dimasak dalam seminggu akan menurunkan risiko terkena kanker prostat sampai 45%. Hal ini dimungkinkan karena adanya likopen, karoten pada tomat yang dipercaya dapat mencegah timbulnya tumor dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung.

Pemanfaatan :

Komposisi :
Buah mengandung alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk rutin), protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), adenin, trigonelin, kholin, tomatin, mineral (Ca, Mg, P, K, Na, Fe, sulfur, chlorine), vitamin (B1, B2, B6, C, E, likopen, niasin), dan histamin. Rutin dapat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Klorin dan sulfur adalah trace element yang berkhasiat detoksikan. Klorin alamiah menstimulir kerja hati untuk membuang racun tubuh dan sulfur melindungi hati dari terjadinya sirosis hati dan penyakit hati lainnya. Likopen adalah pigmen kuning beta karoten pada tomat. Tomatin berkhasiat antibiotik. Daun mengandung pektin, arbutin, amigdalin, dan alkaloid.

Urang-Aring

(Eclipta alba (L.) Hassk.)

Sinonim :
= Eclipta prostrata, (Linn.) = E. alba et marginata, Boiss. = E. erecta et prostratan, Linn. = E. erecta, Linn. = E. parcifloran Wall. = E. philippinensis Gandog. = E. thermalis Bunge - Verbesina alba, Linn.

Familia :
Compositae (Asteraceac)


Uraian :
Jenis tanaman liar bertangkai banyak, tumbuh di tempat terbuka seperti di pinggir jalan, tanah lapang, pinggir selokan, dari tepi pantai sampai ketinggian 1.500 m. di atas permukaan laut. Tinggi tanaman mencapai 80 cm., posisi tumbuh tegak kadang-kadang berbaring. Batang bulat berwarna hijau kecoklat-coklatan, berambut agak kasar warna putih. Daun warna hijau bentuk bulat telur memanjang, ujung daun meruncing, pinggir bergerigi halus atau hampir rata, kedua permukaan daun berambut, terasa agak kasar. Bunga majemuk berbentuk bongkol warna putih kecil-kecil. Buahnya memanjang, pipih, keras dan berbulu.


Nama Lokal :
Goman, urang aring (jawa), te-lenteyan (Madura),; Daun sipat, keremak janten (Sumatera), Daun tinta (Banda); Mo han lian (China).;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Muntah darah, mimisan, kencing darah, berak darah, Hepatitis; Diare, Perdarahan rahim, Kurang gizi, Keputihan, Ubanan;

Pemanfaatan :

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, asam, sejuk. Menghentikan perdarahan. (Hemostatic), menurunkan panas (antipyretic), anti racun (antitoxic). Herba ini masuk meridian hati dan ginjal. KANDUNGAN KIMIA: Ecliptine, AlfaTerthienylmethanol, 2-(Buta-1,3-diynyl)-5-(but-3-en-1-ynyl) thiophene, 2-(Buta-1,3-diynyl)-5-(4-chloro-3-hydroxybut-1-ynyl) thiophene, 5-(3-Buten-1-ynyl)-2,2'-bithienyl-5'-methyl acetate, wedelolactone.

Wortel

(Daucus carota, Linn.)

Sinonim :
Daucus carota, Linn.

Familia :
Apiaceae


Uraian :
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas permukaan laut. Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada sernua musim. Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas (umbi akar), mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur. Menurut para botanis, wortel (Daucus carota) dapat dibedakan atas beberapa jenis, di antaranya: WORTEL (Daucus carota, Linn.) - jenis imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis. - jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat panjang dan rasanya manis. - jenis mantes, yakni wortel hasil kornbinasi dari jenis wortel imperator dan chantenang. Umbi akar wortel berwarna khas oranye.


Nama Lokal :
Carrot (Inggris), Carotte (Perancis), Bortel (Belanda); Wortel (Indonesia), Bortol (Sunda), Wortel, Ortel (Madura); Wortel, Wortol, Wertol, Wertel, Bortol (Jawa);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang Jantung, Eksim, Cacing Kremi, Mata minus;

Pemanfaatan :

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Wortel (Daucus carota) mempunyai nilai kandungan Vitamin A yang tinggi yaitu sebesar 12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang lain adalah kalori sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,3 gram, hidrat arang 9,3 gram, kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram, vitamin B 1 0,06 miligram, dan vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas diukur per 100 gram.

Wijaya Kusuma

Wijaya kusuma
(Epiphyllum anguliger)

Sinonim :
Familia :
Cactaceae

Uraian :
Wijayakusuma (Epiphyllum anguliger) termasuk jenis kaktus, divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas dicotiledoneae. Jenis kaktus terdapat sekitar 1.500 jenis (famili). Tanaman kaktus dapat hidup subur di daerah sedang sampai tropis. Demikian juga tanaman wijayakusuma. Bunga wijayakusuma hanya merekah beberapa saat saja dan tidak semua tanaman wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung dari iklim, kesuburan tanah dan cara pemeliharaan. Pada umumnya tanaman jenis kaktus sukar untuk ditentukan morfologinya, tetapi wijayakusuma dapat dilihat dengan jelas mana bagian daun dan mana bagian batangnya, setelah tanaman ini berumur tua. Batang pohon wijayakusuma sebenarnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil. Helaian daunnya pipih, berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri, lain halnya dengan kaktus-kaktus pada umumnya. Pada setiap tepian daun wijayakusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun atau bunga . Wijayakusuma dapat tumbuh baik ditempat yang tidak terlalu panas.

Nama Lokal :
Wijayakusuma (Indonesia);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka;

Pemanfaatan :
1. Luka Bahan: 1 helai daun wijayakusuma Cara membuat: ditumbuk halus Cara menggunakan: dioleskan pada luka, kemudian dibalut verban.

Komposisi :
kandungan kimia : Tumbuhan wijayakusuma mempunyai daya ampuh untuk meredam rasa sakit dan mampu menetralisir pembekuan darah. Wijayakusuma juga memiliki daya yang dapat mempercepat masaknya luka abses. Komposisi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini belum ada penelitian.

Menurunkan Lemak Tubuh

Lemak tubuh berasal dari dua sumber, yakni dari luar maupun dari dalam tubuh. Kolesterol dan trigliserida juga termasuk lemak. Di dalam tubuh, kolesterol terdapat dalam 2 macam senyawa lipoprotein, yaitu kolesterol LDL (low Density lipoprotein atau lipoprotein yang berberat jenis kecil) dan kolesterol DHL (high density lipoprotein atau lipoprotein yang berberat jenis tinggi). Kolesterol LDL terkenal dengan kolesterol jahat karena menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang merugikan atau membahayakan kesehatan tubuh, sedang kolesterol HDL terkenal dengan kolesterol baik, karena kalau terdapat bersama kolesterol LDL, akan mengeluarkan kolesterol LDL dalam tubuh.

Sumber lemak dari luar berasal dari makanan yang kita konsumsi, sedang yang dari dalam tubuh sendiri terjadi karena kegiatan organ tubuh, yakni hati yang mensintesis lemak dan kolesterol. Sebagaimana dikethaui lemak dalam tubuh harus terdapat dalam kadar yang normal, sebab kalau melebihi kadar normal tersebut dapat terjadi kelainan-kelainan pada tubuh kita, baik yang dapat dilihat maupun yang tidak, missal terjadinya kegemukan, arterosklerosis (penebalan dinding pembuluh darah), peningkatan tekanan darah, stroke dan serangan jantung. Oleh karena itu dengan berbagai macam cara kita harus mengusahakan agar kadar lemak tersebut tidak melebihi kadar normal.


Menurunkan kadar lemak tubuh.

Karena sumber lemak tubuh dapat berasal dari luar dan dapat berasal dari dalam, jadi kalau terjadi kelebihan kadar lemak tubuh, maka kita perlu mengupayakan penurunan kadar lemak tersebut dengan cara menurunkan kadar lemak, baik yang dari sumber luar maupun yang dari dalam. Untuk maksud-maksud itu kita dapat menggunakan obat-obat kimiawi maupun obat-obat alam.

Obat alam yang dapat dimanfaatkan antara lain bawang putih (Allium sativum L)., bawang merah (Allium cepa L.), seledri (Apium graveolens L.) dan jatiblanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). sedang bahan alam yang berasal dari hewan adalah dari kelompok udang atau ketam (Crustacea) yang keduanya termasuk binatang berkaki sepuluh. Dari tumbuhan dan hewan ini dihasilkan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk sarana menurunkan kadar lemak dan kolestrol darah.


Bawang putih (Allium sativum L.)
Tumbuhan bawang putih, terutama umbi lapis (Bulbus) secara farmakologik memiliki aktivitas menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah. Mekanismenya adalah dengan cara menghambat enzim hidroksimetilglutaril CoA reduktase (HMG-CoA reduktase) hati. Karena hambatan terhadap enzim ini maka sintesis kolesterol dan lemak terhambat pula, sehingga kadar lemak dan kolesterol dalam darh berkurang.


Bawang merah (Allium cepa L.)
Seperti bawang putih maka bagian berkhasiat menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah adalah umbi lapisnya, yang dengan mekanisme yang sama dengan Bawang putih umbi lapis Bawang merah tersebut dapat menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah.

Jatiblanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)
Bagian yang bermanfaat adalah daunnya. Dengan kandungan lendir, tannin dan alkaloidnya maka ketiga zat ini walaupunm memiliki mekanisme kerja yang berbeda saling menunjang dalam menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah. Jika daun jatiblanda digunakan secara oral, maka berdasarkan penelitian lendir kandungannya akan mengembang di dalam lambung. Hal ini menurut Pramono dkk, 2000 akan menyebabkan tertekannya nafsu makan. Disamping itu lendir adalah polisakarida yang susah dicerna, lendir adalah serat diet, sehingga memiliki kemampuan menyerap lemak dan kolesterol makanan. Sementara kandungan tannin menyebabkan memadatnya lapisan lendir saluran penceranaan sehingga menghambat penyerapan zat-zat makanan (termasuk lemak dan kolesterol) oleh saluran pencernaan. Kandungan alkaloid menurut Setyorahardjo 2004 memiliki efek menghambat aktivitas enzim lipasse, sehingga menghambat pemecahan lemak menjadi molekul-molekul lemak yang lebih kecil, karena itu mengakibatkan pula terjadinya pengurangan jumlah lemak yang dapat diabsorpsi.


Crustacea
Belakangan ini, kitin, suatu bahan yang berasal dari kerangka tubuh hewan sebangsa Udang dan kepiting (Crustacea) banyak digunakan sebagai sarana penangkap lemak dan kolesterol dari makanan. Kitin merupakan polisakarida, yang molekulnya mengikat gugus asam amino terasetilasi. Karbohidrat ini sukar dicerna oleh saluran pencernaan dan umumnya polisakarida yang tidak mudah dicerna merupakan serat diet. apalagi jika kitin direaksikan lebih lanjut sampai gugus asetilnya terlepas, sehingga terjadi jenis serat diet yang baru yang mengikat gugus amino saja. Serat diet yang mengikat gugus amino ini lebih efektif dari pada kitin atau serat diet biasa, karena serat ini memiliki gugus amino yang bermuatan positif, sehingga dapat menyerap lemak dan kolesterol yang umumnya bermuatan negatif lebih kuat lagi. Serat diet jenis inilah yang saat ini banyak digunakan masyarakat untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah.

Namun perlu diingat kita masih tetap perlu mengatur komposisi makanan yang kita konsumsi agat tidak terlalu banyak mengandung lemak.

Telah diuraikan secara singkat tentang lemak dan kolesterol dalam darah. Peningkatan lemak dan kolesterol hingga melebihi kadar normal dapat mengakibatkan kegemukan, aterosklerosis, peningkatan tekanan darah, stroke dan serangan jantung. Menjaga kadar lemak dan kolesterol sangat besar manfaatnya bagi kesehatan tubuh kita.

Lidah Buaya

Tanaman Lidah Buaya atau dalam nama latin Aloe vera selain dikenal sebagai bahan obat atau kosmetika, juga dikenal sebagai Tanaman yang bisa diolah menjadi minuman segar.Tanaman ini sangat menyukai sinar matahari, dan "kebandelannya" membuat lidah buaya bisa hidup pada berbagai suhu udara dan kondisi tanah yang kurang subur sekalipun. Mungkin karena itu dinamai lidah buaya, layaknya buaya yang suka berjemur di bawah terik matahari.Salah satu manfaat lidah buaya adalah membantu kesehatan rambut. Cukup mengoleskan getahnya pada rambut. Atau jika mau sedikit berusaha, minyak rambut berbahan lidah buaya bisa dihasilkan dengan memanaskan minyak dan dibubuhi daun lidah buaya atau potongan daun lidah buaya. Minyak itu (tentunya setelah dingin) menjadi ramuan untuk menyehatkan rambut.Kandungan Aloin (16 - 68,7 mg/100 ml ekstrak lidah buaya) diyakini sebagai sumber obat bagi sejumlah penyakit dan memiliki manfaat mulai dari mendinginkan, membantu pencernaan, menyegarkan kembali darah, menyembuhkan luka pada kulit dan lain-lain.

Obat Kimia VS Obat Alami

Kelemahan Obat Modern atau Obat Kimia :

a. Efek samping.
Terdapat efek samping dari obat kimia yang bisa berupa efek samping langsung maupun tidak langsung atau terakumulasi. Hal ini terjadi karena bahan kimia bersifat anorganik dan murni sementara tubuh bersifat organik dan kompleks. Maka bahan kimia bukan bahan yang benar-benar cocok untuk tubuh.
Penggunaan bahan kimia pada tubuh dianggap sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan dan digunakan secara terbatas yang dapat diterima dan ditoleransi oleh tubuh.

b. Sering kurang efektif untuk penyekit tertentu.
Beberpa penyakit memang belum ada obatnya, obat yang ada hanya bersifat simptomatik dan harus diminum seumur hidup. Beberapa penyakit belum diketahui penyebabnya. Banyak pasien secara rutin pergi ke dokter tanpa perbaikan yang signifikan bahkan semakin buruk keadaannya.

c. Harga yang mahal karena faktor impor.
Hampir semua obat kimia yang kita gunakan berasal dari luar. Hal ini terjadi karena untuk menghasilkan obat kita membutuhkan teknologi tinggi, biasa investasi yang tinggi dan waktu penelitian yang lama. Alasan lain dai impor obat adalah perlunya kepercayaan atas produsen obat. Sampai saat ini kepercayaan terutama ada pada beberapa negara yang dikenal produsen obat. Bahan mahal yang diipor terdiri dari obat jadi, bahan baku obat, bahan pengemas obat, teknologi, peralatan dan mesin-mesin, tenaga ahli dan tenaga terampil. Tingginya harga terjadi karena impor menggunakan mata uang asing yang berfluktuasi sesuai kurs dan juga membuat ketersediaan tidak menentu.


Kelebihan Obat Herbal :

a. Tidak ada efek samping jika digunakan pada dosis normal.
Hal ini terjadi karena obat herbal tersusun oleh bahan-bahan organik yang kompleks. Dengan kata lain obat herbal dapat dianggap sebagai makanan yang berarti bahan yang dikonsumsi guna memperbaiki organ atau sistem yang rusak. Kelebihan obat herbal yang digunakan tentu menyebabkan efek samping seperti halnya kelebihan makanan. Sebagai hasilnya, sebagai kuncinya, dosis yang dianjurkan untuk penggunaan herbal adalah dosis tradisional dan sedikit dikurangkan.

b. Efektif, bahkan untuk penyakit yang sulit diobati secara medis.
Berdasarkan pengalaman turun-temurun yang tertulis maupun lisan, dan kemudian dipelajari dari berbagai aspek seperti botani, kimia dan farmakologi. Pendekatan dalam penggunaan herbal ditekankan pad aspek farmakologi yang merupakan fungsi herbal tersebut dalam proses pengobatan.

c. Harga murah dan dapat ditanam sendiri.
Terutama jika kita dapat menanam sendiri dengan membuat tanaman obat keluarga (TOGA) yang meliputi tanaman untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Harga Akan meningkat jika obat herbal itu diperoleh dalam bentuk simplisia yang dikeringkan. Akan meningkat lagi jika dikonsumsi dalam bentuk the atau kapsul. Bahkan akan menjadi cukup tinggi jika dalam bentuk ekstrak.

d. Aplikasinya lebih sederhana.
Jika diagnosa sudah jelas maka pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan bantuan anggota keluarga yang lain. Bantuan dokter dibutuhkan untuk diagnosis yang benar berdasarkan data laboratorium. Rekomendasi terapi dapat diberikan oleh dokter yang juga herbalis, tetapi perawatannya bisa di rumah oleh anggota keluarga.

Jahe Merah

Sebagai bahan obat tradisional, jahe merah banyak dipilih karena memberikan rasa pahit dan pedas lebih tinggi dibanding jenis jahe lain.

Khasiat umumnya adalah menambah nafsu makan dan menghangatkan badan. Karena pengaruh inilah orang cepat merasa bugar dan gairah seksnya segera memuncak alias makantar-kantar.

Selain ukurannya lebih kecil dibanding dua jenis jahe lain, yakni jahe emprit dan gajah, warna kulit jahe merah juga berbeda. Kulitnya berwarna merah muda, dagingnya sedikit cokelat, dan memiliki serat lebih kasar.

Tanaman ini lebih dikenal berkhasiat sebagai pencahar, antirematik, dan peluruh masuk angin. Rimpang jahe merah mengandung minyak asiri yang terdiri dari zingeberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal, gingeral, dan shogool. Kandungan lainnya, yakni minyak damar, pati, asam organik, asam malat, asam aksolat, dan gingerin.

Khasiat umumnya menghangatkan badan, penambah nafsu makan, peluruh keringat, serta mencegah dan mengobati masuk angin. Di samping itu, juga berguna untuk mengatasi radang tenggorokan (bronkitis), rematik, sakit pinggang, lemah syahwat, nyeri lambung, meningkatkan stamina, meredakan asma, mengobati pusing, nyeri otot, ejakulasi dini, dan melancarkan air susu ibu.

Bentuk Tanduk

  • Hingga saat ini memang belum ada penelitian tentang khasiat jahe merah untuk mengatasi asma.

Namun, menurut DR. Suwijiyo Pramono, ahli fitofarmaka dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, kemungkinan rasa hangat karena kandungan minyak asiri itulah yang menyebabkan rasa lega bagi penderita asma.

“Pada dasarnya jahe merah tidak memiliki kandungan zat yang bersifat bronko splasmolitika (zat pelega saluran napas). Kemungkinan lain efek antihistamin pada jahe yang menyebabkan asma mereda,” tutur doktor fitokimia lulusan Universite Toulose Perancis itu.

Namun, bagi Anda penderita asma sekaligus maag, sebaiknya menghindari konsumsi jahe merah. “Karena gingerolnya bisa bikin lambung panas dan iritasi,” ujar dosen Fakultas Farmasi UGM ini.

Tanaman bernama Latin Zingiber officinale ini memang kaya manfaat. Dibuat sebagai minuman juga menyegarkan. Nama genus Zingiber yang berbentuk tanduk diberikan karena rimpangnya mirip cula yang tumbuh di kepala badak.

Kata Zingiber sendiri diadopsi dari bahasa Arab, Zanjabil. Kitab suci Alquran pada surat Al Insaan ayat 17 juga menyebut-nyebut soal jahe. Kurang lebih isinya: “Di dalam surga itu mereka diberi segelas minuman yang campurannya jahe.”

Produk olahan jahe merah kini telah dijual bebas di pasaran. Bentuknya berupa rajangan kering atau simplisia, jahe instan, serbuk jahe, sirop jahe, dan permen, sehingga memudahkan Anda untuk menikmatinya. Selamat mencoba!

Beberapa Ramuan Jahe Merah

1. Untuk Atasi Rematik
Ramuan 1:
Siapkan jahe merah segar 20 gram, temulawak 20 gram, cabe jawa 20 gram, kumis kucing 30 gram, daun komfrey 30 gram, dan air untuk minum 4 gelas.

Semua bahan dicuci bersih, rajang atau diiris tipis, lalu direbus. Tunggu hingga air rebusan tersisa 2 gelas, kemudian saring.

Minum 2 kali pada pagi dan sore hari, sekali minum 1 gelas. Agar rasanya lebih segar, tambahkan 2 sendok makan madu dan perasan jeruk nipis.

Ramuan 2:
Siapkan jahe merah segar 20 gram, daun dewa segar 30 gram, irisan kering mahkota dewa 20 gram, daun meniran segar 30 gram, daun sendok 30 gram, dan air untuk minum 4 gelas. Semua bahan dicuci bersih, diiris atau dirajang kecil-kecil, lalu direbus. Tunggu hingga air rebusan tersisa 2 gelas, kemudian saring.

Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, sekali minum 1 gelas. Bila suka, tambahkan madu.

2. Untuk Atasi Keropos Tulang
Siapkan jahe merah segar 20 gram, kacang hijau 30 gram, biji cengkih 10 gram, kapulaga 10 gram, merica 15 gram, kayumanis 20 gram, dan air 4 gelas.

Bahan-bahan dicuci bersih dan dilumatkan atau dimemarkan. Rebus hingga air rebusan tersisa 2 gelas, kemudian disaring. Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari setelah makan. Sekali minum 1 gelas. Agar rasanya nikmat, bisa ditambahkan 2 sendok makan madu.

3. Untuk Atasi Asma
Siapkan jahe merah segar 20 gram, daun sambiloto 30 gram, daun randu 30 gram, daun lampes 20 gram, dan air untuk minum 4 gelas. Semua bahan setelah dicuci bersih, diiris atau dirajang kecil. Rebus hingga air rebusan tersisa 2 gelas, lalu saring.

Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari setelah makan. Sekali minum 1 gelas. agar rasanya segar, bisa ditambahkan madu dan perasan jeruk nipis.

4. Untuk Atasi Stroke
Siapkan jahe merah 20 gram, mengkudu 40 gram, pule pandak 20 gram, daun dewa 30 gram, daun ciremai 20 gram, air untuk minum 4 gelas. Setelah semua dicuci, dirajang atau diiris. Rebus dengan air 4 gelas hingga air rebusan tersisa 1,5 (satu setengah) gelas, kemudian saring.
Minum tiga kali pada pagi, siang, dan sore setelah makan. Sekali minum _ (setengah) gelas.

5. Menambah Gairah Seks
Siapkan jahe merah 15 gram, gingseng 30 gram, cabe jawa 20 gram, lada hitam 20 gram, air untuk minum 4 gelas. Semua bahan dicuci, direbus hingga air rebusan tersisa 2 gelas kemudian disaring.

Minum 2 kali pada pagi dan sore. Sekali minum 1 gelas. Bisa tambahkan kuning telur 1 butir dan 2 sendok makan madu murni. Aduk hingga merata sebelum diminum.

Catatan: Agar lebih aman, tetaplah berkonsultasi dengan ahli tanaman obat atau ahli penyembuhan herbal.

Jahe Merah plus

Paduan Jahe Merah + Mahkota Dewa + Sambiloto + Secang merupakan ramuan luar biasa yang memberikan energi, fokus, dan "feel good" yang Anda butuhkan.

Dengan meminum ramuan ini 2x sehari (setelah sarapan pagi dan setelah beraktifitas/mau tidur), Anda akan mendapatkan khasiat tingkat stamina, kebugaran dan kesehatan yang dahsyat pada tubuh Anda.


Jahe Merah berkhasiat sebagai penambah energi dan stamina serta anti infeksi alami yang mampu menyembuhkan segala infeksi dan radang pada bagian dalam tubuh.

Mahkota Dewa berkhasiat sebagai antioksidan, pembersih tubuh dari segala racun, dan pembunuh sel kanker. Para ahli herbal banyak menyebutnya sebagai obat segala penyakit. Memberi stamina tambahan.

Sambiloto berkhasiat sebagai obat antibiotik alami yang mampu membunuh kuman, bakteri, dan virus dalam tubuh, memiliki efek penyembuhan pada pasien, dan baik sekali bagi kewanitaan. Membuat perasaan Anda senantiasa "feel good".

Secang berkhasiat untuk memperlancar aliran darah. Ilmu kedokteran cina menyebutkan sumber penyakit timbul dari gangguan simpul syaraf tubuh dan simpul darah yang menghambat peredaran darah. Dengan memperlancar aliran darah, penyakit akan mudah disembuhkan oleh sel darah putih dan antibodi tubuh, serta membuat tubuh lebih rilek dan terhindar dari stress.

Musuh Baru Aneka Penyakit

Dunia tanaman obat kini kedatangan “pendatang baru” yang lumayan hebat. Mahkota dewa namanya.

Ia bisa membuat penderita penyakit ringan macam gatal-gatal, pegal-pegal, atau flu, hingga penyakit berat seperti kanker dan diabetes, merasakan kesembuhan.

Mengetahui khasiat tumbuhan satu ini, mungkin Anda segera berminat menanamnya. Betapa tidak. Tanaman ini ternyata punya khasiat luar biasa. Ia bisa menyembuhkan gangguan kesehatan dari yang ecek-ecek hingga yang nyaris tak ada harapan sembuh. Kalau cuma pegal-pegal, sehari dua hari bakal hilang.

Flu?

Wah, itu tugas yang juga bisa dibereskan dalam sehari dua hari. Diabetes pun bakal takluk dalam beberapa bulan.

Bagaimana dengan kanker?

Meski butuh waktu bulanan, tanaman ini pun sanggup melawannya sampai titik darah penghabisan. Paling tidak itu berdasarkan pengalaman empiris banyak orang, termasuk yang merasa sembuh dari penyakit pada organ hati atau jantung, hipertensi, rematik, serta asam urat.

Untuk mengolahnya jadi obat pun sangat gampang. Cuma dengan menyeduh “teh racik” terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah, atau daunnya, bahan obat alami ini pun siap dipakai. Kalau enggak menghendaki rasa pahitnya, kita bisa sedikit bersusah payah mengolahnya menjadi ramuan instan. Rasanya ditanggung lebih sedap tanpa mengurangi khasiat.

Itulah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Tanaman yang kabarnya berasal dari daratan Papua ini di Jawa Tengah dan Yogyakarta dijuluki makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat, karena khasiatnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sementara, orang-orang dari etnik Cina menamainya pau yang artinya obat pusaka.

Dari alergi hingga kanker

  • Sebagian orang mungkin pernah sekadar melihatnya, sebagian lagi mendengar namanya pun tidak pernah.

Wajar bila selama ini sangat sedikit orang tahu mahkota dewa. Apalagi khasiatnya. Bahkan, di banyak lembaga penelitian yang menangani tumbuhan berkhasiat obat belum ditemukan hasil penelitiannya.

Sampai saat ini, setidaknya baru dr. Regina Sumastuti dari Jurusan Farmakologi, Universitas Gadjah Mada yang telah menelitinya. Itu pun masih terbatas pada pengujian terhadap efek antihistamin atau antialergi.

Padahal, kalangan keraton Solo dan Yogyakarta telah lama mengenalnya dan memanfaatkannya sebagai tanaman obat. Beruntung, lama-lama manfaat luar biasa ini bocor ke kalangan awam.

Sekarang, tanaman ini seakan turun dari langit sebagai “dewa penyelamat” orang sakit. Berbagai kesaksian dikemukakan mereka yang telah merasakan khasiatnya. Dalam buku Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa karya Ning Harmanto, ketua Kerukunan Wanita Tani Bunga Lily, yang menekuni pengobatan dengan mahkota dewa, ada 26 orang yang mengakui keampuhannya atau ditulis berhasil sembuh dari sakitnya berkat mahkota dewa.

Di antara mereka adalah Tuti Ariestyani Winata, yang setelah menjalani operasi pengangkatan kista di rahim, mengalami kemunduran kondisi tubuh. Badannya kurus, perutnya membuncit seperti sedang hamil tua, jari-jari kakinya menggemuk, tekanan darahnya naik-turun, dan Hb-nya sangat rendah.

Beberapa dokter yang dikunjunginya memberikan diagnosis berbeda. Ada yang mendiagnosisnya menderita kanker hati, sirosis hati, dan ada pula yang menyatakan dia menderita hepatitis kronis. Tak kunjung memperoleh kepastian penyakit yang dideritanya, atas saran Ning, Tuti akhirnya mengonsumsi air rebusan daging buah mahkota dewa. Setelah enam bulan, Tuti merasa sembuh dan kondisi tubuhnya membaik kembali.

Selain Tuti, Diana yang berdomisili di Bekasi menyatakan berhasil sembuh dari penyakit kanker di payudara kanannya setelah menjalani operasi dua kali lagi untuk membersihkan kanker di payudara kirinya.

Anna Winata di Bogor dan Retno di Bekasi juga merasakan sehat kembali dari sakit kanker rahim berkat mahkota dewa. Ny. Parlan di Balikpapan pun berhasil menormalkan kadar gula darahnya berkat tumbuhan obat ini.

Masih banyak lagi contoh keberhasilan yang lain. Sayangnya, yang tidak berhasil tidak pernah terungkap, sehingga tidak bisa diketahui penyakit apa yang tidak mampu dilawan tanaman berbuah merah menyala ini.

Selama ini daun dan buah mahkota dewa dimanfaatkan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, sebagai obat penyakit kulit, gatal-gatal, dan eksim. Penyakit tersebut ditandai dengan gejala gatal-gatal, pertanda adanya alergi terhadap agen tertentu yang mendorong sel-sel tubuh mengeluarkan histamin.

Soal kemampuan melawan penyakit kulit ini Sumastuti sudah membuktikannya. Dari penelitian secara in vitro menggunakan usus halus marmot, diketahui, memang benar daun dan buah mahkota dewa mempunyai efek antihistamin. Artinya, tanaman tersebut secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya sebagai obat gatal-gatal akibat gigitan serangga atau ulat bulu, eksim, dan penyakit lain akibat alergi.

Penelitian lain masih kita tunggu untuk membuktikan khasiat luar biasa seperti yang dirasakan beberapa orang di atas. Namun, cerita dari mulut ke mulut rupanya sudah membuat orang, terutama yang sakit berat dan umumnya hampir putus harapan, percaya. Maka, orang pun mulai beramai-ramai mencari bagian berkhasiat mahkota dewa.

Tak sedikit yang mencoba menanamnya di pekarangan rumah. Bahkan, ada yang melihat “wabah” ini sebagai peluang usaha untuk membudidayakan dan mengolahnya menjadi produk ramuan obat tradisional atau jamu dengan berbagai bentuk.

Dijadikan “teh”

  • Menanam mahkota dewa memang bukan perkara sulit. Tumbuhan, yang bisa hidup baik pada ketinggian 10 - 1.000 m dpl., ini bisa ditanam dari biji atau hasil cangkokan.

Meski penanamannya bisa di dalam pot atau langsung di tanah, pertumbuhannya akan lebih baik bila ditanam di tanah. Tanaman dari biji biasanya sudah berbuah pada umur 10 - 12 bulan. Yang berasal dari cangkokan, mestinya berbuah lebih cepat.

Buah inilah bagian yang paling banyak digunakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Dari ketiga bagiannya, yakni kulit dan daging buah, cangkang (batok biji), serta biji, yang dimanfaatkan umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya. Buah muda berwarna hijau dan yang tua berwarna merah cerah.

“Khasiat buah muda dan tua sama saja,” jelas Ning. Sayang, senyawa apa yang terkandung dalam bagian-bagian buah, masih belum terungkap secara detil. Cuma, Hutapea dkk. (1999), seperti dikutip Sumastuti, menyatakan, dalam daun dan kulit buah makuto dewo terkandung senyawa saponin dan flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin.

Ning menulis, dalam keadaan segar, kulit dan daging buah muda mahkota dewa terasa sepet-sepet pahit. Sedangkan yang sudah tua sepet-sepet agak manis. Jika dimakan segar akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Apa penyebabnya, belum diketahui dengan pasti. Karenanya, tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya dalam keadaan segar.

Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun, setelah diolah, bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah. Ia dapat mengobati penyakit berat macam kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.

Ada alasan mengapa biji mahkota dewa tidak dikonsumsi. “Bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah mati rasa,” tambah Ning. Karenanya, bagian ini cuma digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit.

Sudah tentu untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya sebagai obat, perlu pengolahan terlebih dulu. Bisa dijadikan buah kering, teh racik, atau ramuan instan. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan menjadikannya teh racik dan ramuan instan.

Bagian lain yang bisa dijadikan obat adalah batang dan daun. Menurut Ning dalam bukunya, batang mahkota dewa secara empiris bisa mengobati kanker tulang. Sedangkan daunnya bisa menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Cara memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya.

Jangan kaget. Begitu minum ramuan mahkota dewa, kita segera merasakan serangan kantuk. Efek ini normal. Efek lainnya adalah mabuk. Untuk menghilangkan efek ini dianjurkan untuk minum air lebih banyak. Untuk konsumsi selanjutnya, takaran mahkota dewa perlu dikurangi. Jika masih tetap mabuk, sebaiknya untuk sementara hentikan dulu. Di samping efek buruk tadi ternyata masih ada efek “baik”-nya. “Psst ... kadang-kadang kaum pria ada yang libidonya meningkat,” bisik Ning.

Menurut Ning, dalam proses menyembuhkan penyakit dalam atau penyakit serius macam kanker rahim, setelah pasien mengonsumsi seduhan mahkota dewa badannya bisa merasakan panas-dingin, bahkan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. “Ini merupakan proses pembersihan penyakit,” tulis Ning.

Penggunaannya bisa dalam bentuk ramuan tunggal bisa pula ramuan campuran. “Pencampuran dengan tumbuhan obat lain dimaksudkan untuk memperkuat khasiatnya dan menetralisir racun. Juga untuk mengurangi rasa tidak enaknya,” tutur Ning, yang mengaku sering melayani “resep” yang ditulis beberapa dokter.

Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa, menurut Ning, tidak bisa cepat membuahkan hasil. Pengobatannya perlu dilakukan beberapa kali. Bahkan untuk penyakit berat yang kronis perlu waktu lama. Yang perlu diperhatikan adalah takaran penggunaannya mesti tidak melebihi yang dianjurkan. Kalau takarannya berlebih, pengaruh yang tidak diinginkan bisa muncul.

Mesti diingat, wanita hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa. Seperti dikutip Ning, Sumastuti juga telah membuktikan mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bisa membahayakan kehamilan yang masih muda.

Yang tak kalah penting, pesan Ning, dalam menggunakan ramuan mahkota dewa kita dianjurkan menyugesti atau menyakinkan diri bahwa ramuan ini manjur, berdoa untuk kesembuhan kita, dan tetap mengunjungi dokter untuk mengetahui perkembangan kesehatan kita. (intisari)

Resep untuk Menjinakkan Kanker

Pada orang dewasa, untuk mengobati kanker (payudara atau rahim) yang tidak terlalu parah atau sekadar upaya pencegahan, cukup gunakan satu sendok makan ramuan instan yang diseduh dengan segelas air minum. Minum sehari dua kali, pagi dan sore hari.

Bila penyakitnya serius, perlu ramuan campuran teh racik mahkota dewa dan kunyit putih instan. Caranya, kita rebus satu sendok teh teh racik mahkota dewa dalam tiga gelas air hingga airnya tinggal setengahnya. Lalu, tambahkan satu sendok teh kunyit putih instan. Ramuan ini diminum tiga kali sehari.

Untuk penyakit yang sangat serius dosis ini dibuat dua kali lipat atau sampai satu sendok makan teh racik mahkota dewa. Pengobatan ini memerlukan waktu 3 - 6 bulan. Setelah pasien merasa sembuh ramuan tetap dikonsumsi dengan takaran dikurangi.

Mengendalikan diabetes

Untuk mencegah atau mengobati penyakit diabetes yang tidak terlalu serius diperlukan 3 - 5 potong teh racik mahkota dewa yang direbus dalam tiga gelas air bersama tiga lembar daun salam. Perebusan dilakukan hingga air tinggal setengahnya. Ramuan ini diminum tiga hari sampai seminggu sekali. Sedangkan untuk mengobati diabetes parah kita merebus dengan cara yang sama: sesendok teh racik mahkota dewa dan tiga lembar daun salam. Ramuan diminum tiga kali sehari.*

Sumber : Kompas Cyber Media

Habbatussauda

habbats.jpg

“Gunakanlah habbatussauda karena di dalamnya terdapat obat untuk segala macam penyakit, kecuali maut” (HR. Bukhori Muslim).

“Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk manusia. Di dalamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan ” ( An-Nahl : 69 )

Jika Anda, keluarga, saudara dekat dan jauh, tetangga, guru, atau sahabat Anda memiliki penyakit yang ingin disembuhkan, mengapa tidak mencoba saran Rasulullah SAW dan petunjuk dari Al-Quran di atas?

Habbatussauda adalah obat herbal alami yang terbukti dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit antara lain: migrain, radang sendi, bau mulut, radang tenggorokan, meningkatkan ASI, migran, exim, berbagai alergi, asam urat, nyeri pada persendian, gangguan jantung, batu empedu, gangguan ginjal, liver, kencing manis, TBC, maag (sistem pencernaan), insomnia, paru-paru kronis, sesak nafas, asthma, stroke, menurunkan kolesterol, darah tinggi, darah rendah, anemia, kanker, reumatik, epilepsi, dan berbagai penyakit lainnya.

Habbatussauda sudah dipakai oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu, dan sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. ”Gunakanlah habbatussauda karena di dalamnya terdapat obat untuk segala macam penyakit, kecuali maut” (HR. Bukhori Muslim).

Sementara itu, Madu tersusun atas beberapa senyawa gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nektar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon.

Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran, madu adalah “obat bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Konferensi tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari, dan propolis dapat mengobati berbagai penyakit. Seorang dokter Rumania mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk pengobatan pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh total. Para dokter Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut bahwa resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti wasir, masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.

Cara Konsumsi Buah Merah

Pengingat dalam Mengkonsumsi Sari Buah Merah

Kandungan senyawa yang berfungsi untuk pengobatan dalam Buah Merah dan sari buahnya berbeda-beda. Pada buah segar tergantung dari tingkat kematangan dan tempat hidupnya. Sementara itu, pada sari buahnya tergantung pada proses pembuatannya. Perbedaan mencolok terutama pada kandungan tokoferol dan betakarotennya. Kedua senyawa ini akan larut jika dalam proses pemasakannya menggunakan panas yang tinggi dalam waktu yang lama.

Disebabkan perbedaan kandungan senyawa aktif ini, sampai sekarang belum ada patokan baku tentang dosis yang tepat dalam mengonsumsi Sari Buah Merah. Saat ini ada orang yang mengonsumsi satu sendok makan dengan interval 2-3 kali sehari dan ada pula yang mengonsumsi satu sendok teh dengan interval 2-3 kali sehari. Meskipun demikian, penderita suatu penyakit disarankan mengonsumsi Sari Buah Merah sebanyak satu sendok teh, 2-3 kali sehari dan orang yang sehat sebanyak satu sendok teh, 1-2 kali sehari.

Dianjurkan juga sebelum mengonsumsi Sari Buah Merah, sebaiknya mengetahui kondisi kesehatan, gula darah, asam urat, kolesterol, jantung, maag, tekanan darah, dan faktor kesehatan lainya. Kemudian agar lebih aman sebaiknya selang dua minggu setelah mengonsumsi Sari Buah Merah, kondisi kesehatan diperiksa lagi. Jika memang ada perubahan positif, konsumsi Sari Buah Merah ini bisa dilanjutkan. Namun, jika ada efek negatif sebaiknya dihentikan terlebih dahulu.

Jika penderita yang ingin mengonsumsi Sari Buah Merah masih dalam perawatan dokter, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang bersangkutan. Jika tidak, sebenarnya bisa juga mengonsumsi Sari Buah Merah, tetapi juga tetap mengonsumsi obat dari dokter, dengan catatan mengonsumsinya dua jam sebelum atau sesudah mengonsumsi obat dari dokter tersebut. Untuk menghilangkan rasa mual dan merasa nyangkut di tenggorok, sebelum minum Sari Buah Merah sebaiknya minum air putih hangat, begitu juga sesudahnya. Pemula disarankan mengonsumsi Sari Buah Merah sebelum makan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah muntah-muntah dan makanan yang sudah dimakan terbuang, karena biasanya pemula akan merasa mual dan ingin muntah setelah mengonsumsi Sari Buah Merah.

Saran Untuk Konsumen

Pertanyaan pertama kali yang dilontarkan konsumen yang akan membeli Sari Buah Merah adalah masalah keasliannya. Pertanyaan tersebut sebenarnya adalah hak konsumen dan merupakan hal yang wajar jika dilontarkan kepada penjual atau produsen. Meskipun demikian, sebenarnya pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang sia-sia karena sebodoh-bodohnya penjual dan produsen, pertanyaan tersebut pasti akan dijawab dengan jawaban yang sudah pasti, yaitu "asli".

Sebenamya pertanyaan konsumen yang bijak adalah, dari mana asal buah yang diproduksi tersebut dan dari ketinggian berapa? Bagaimana proses pembuatannya? Berapa lama proses pemanasannya? Apakah sudah mendapat izin dari Departemen Kesehatan? Apakah sudah pernah diteliti kandungan kimianya dari proses pembuatan tersebut?

Sari Buah Merah yang berkualitas berdasarkan hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan harus berasal dari Buah Merah dari tanaman yang ada di dataran tinggi, minimum 1.500 m dpi. Buah Merah yang ada di dataran rendah memiliki kandungan tokoferol dan betakaroten yang sangat rendah dan bahkan bisa tidak ada sama sekali. Buah Merah seperti ini bisa dijumpai pada Buah Merah di dataran rendah seperti Jayapura.

Proses pembuatan yang tidak higienis bisa mengakibatkan Sari Buah Merah terkontaminasi bakteri dan mikroba yang berbahaya bagi kesehatan. Proses pemasakan melalui pemanasan tinggi dalam waktu yang lama bisa mengakibatkan kandungan senyawa betakaroten dan tokoferolnya lenyap karena larut atau berkurang. Proses pemasakan menggunakan bahan dari besi dan alumunium juga bisa mengakibatkan Sari Buah Merah bereaksi dengan benda tersebut. Ini juga membahayakan tubuh karena Sari Buah Merah bisa mengandung peroksida.

Tips Memilih Sari Buah Merah

Mengetahui kualitas Sari Buah Merah yang baik bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu melihat, mencium, dan merasakannya dengan lidah.

A. Melihat Kualitas Sari Buah Merah

Sari Buah Merah yang berkualitas tidak terdapat endapan atau pasta. Hal ini bisa diketahui dengan cara melihatnya. Sari Buah Merah yang ada di dalam botol transparan bisa langsung diketahui dengan cara menyorotkan lampu senter atau lampu lain dan melihat bagian sisi sebaliknya. Jika terlihat ada endapan, kualitas Sari Buah Merah tersebut patut dipertanyakan karena kemungkinan endapan tersebut adalah pasta atau campuran minyak goreng.

Jika dituang di dalam piring atau sendok, Sari Buah Merah berwarna merah tua. Sari Buah Merah yang berwarna hitam menandakan gosong atau hangus saat proses pembuatannya. Sementara itu, Sari Buah Merah yang berwarna kekuningan menandakan proses pemasakannya terlalu lama dan merupakan minyak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan. Minyak yang keruh menandakan masih banyak campuran pasta dan perlu diendapkan lagi.

B. Mencium Sari Buah Merah

Sari Buah Merah yang berkualitas tidak mempunyai bau sama sekali atau hanya ada bau gurih yang mirip bau pandan. Berbau busuk berarti Sari Buah Merah tersebut jelek. Sari buah seperti ini biasanya disebabkan proses pembuatannya tidak higienis atau terlalu banyak mengandung pasta. Bau Sari Buah Merah yang busuk menyerupai bau telur busuk. Berbau asam seperti bau cuka berarti Sari Buah Merah sudah rusak.

Berbau gosong atau hangus berarti Sari Buah Merah tersebut gosong karena proses pemasakannya dengan cara digoreng atau melalui proses pemanasan tinggi dalam waktu lama. Kandungan tokoferol dan betakaroten Sari Buah Merah seperti ini sudah berkurang banyak.

C. Merasakan dengan Lidah

Sari Buah Merah yang baik jika dirasakan dengan lidah tidak mempunyai rasa sama sekali. Saat ini Sari Buah Merah yang banyak beredar adalah dalam bentuk minyak. Rasa Sari Buah Merah dalam bentuk minyak sama dengan rasa minyak goreng biasa, tidak berasa sama sekali, baik manis, asam, asin, maupun asam.

Jika terasa asam, berarti Sari Buah Merah tersebut sudah busuk. Rasa manis atau asin berarti sari buah tersebut sudah tercampur atau dicampur dengan bahan lain, seperti gula, garam, atau zat lain.

(Sumber: Buku Keajaiban Buah Merah Kesaksian Dari Mereka Yang Tersembuhkan, Penulis Bernard T. Wahyu Wiryanta)